AC Milan mengunci gelar juara Serie A ke-18 mereka akhir pekan lalu setelah bermain imbang tanpa gol di kandang AS Roma, sekaligus mematahkan dominasi sang rival, Inter Milan dalam lima musim terakhir.
Dan kunci dari kesuksesan mereka kali ini terletak pada satu titik - kekuatan di lini belakang.
Superioritas Il Diavolo Rossi sudah bisa dilihat dari posisi mereka yang terus berada di puncak klasemen selama 28 dari 35 pekan sebelumnya - rentang yang dimulai dari November tahun lalu.
Selain itu mereka juga mencatat dua kali kemenangan atas pesaing mereka merebut scudetto musim ini, Inter dan Napoli.
Milan memang bukan tim yang mencetak paling banyak gol di liga atau membobol gawang lawan sebagai sebuah tim musim ini, namun mereka mampu mengandalkan lebih dari satu sumber pundi gol - tiga penyerang mereka mencetak dua digit gol, dan total ada 13 pemain berbeda yang sudah menyarangkan bola ke gawang lawan musim ini.
Pemain muda dan pemain berpengalaman membentuk kombinasi yang sempurna untuk Milan. Zlatan Ibrahimovic (29), Robinho (27), dan Alexandre Pato (21) total telah mencetak 40 gol - jumlah yang krusial jika mengingat gol mereka tak banyak datang dari area lainnya.
Akan tetapi, justru lini belakang adalah letak kekuatan skuad Massimiliano Allegri - pelatih keempat yang membawa Milan juara di musim pertamanya, mengikuti jejak Arrigo Sacchi, Fabio Capello dan Alberto Zaccheroni.
Sejauh ini Milan mencatat rekor defensif terbaik dengan hanya kebobolan 23 gol dari 36 laga. Mereka masih berpeluang mematahkan rekor sang juara bertahan yang hanya kemasukan 26 gol sepanjang musim 2008.
Milan juga mencatat 19 clean-sheet dari 36 laga - lebih baik dari Inter yang juara di periode 2007 hingga 2010.
Skuad Milan yang juara kali ini juga membukukan rekor empat clean-sheet lebih banyak dari tim yang kali terakhir juara di tahun 2004.
Dan tentu saja yang menyita perhatian adalah kiper veteran Christian Abbiati dan bek muda Thiago Silva.
Abbiati yang tahun ini menginjak usia 33 tahun kembali tampil prima - terutama dalam laga melawan Roma kemarin di mana ia melakukan sejumlah penyelamatan gemilang untuk menjaga permainan tetap di bawah kendali Milan.
Ia menjadi penggawa Rossoneri yang tampil paling banyak musim ini dengan 34 kali menjadi starter dan saat dikawalnya, gawang Milan hanya kebobolan 18 gol (5 lainnya diderita Marco Amelia). Selain itu Abbiati juga secara luar biasa membukukan 108 penyelamatan dan 18 clean-sheet sejauh ini.
Penampilannya musim ini banyak mengingatkan publik kala ia melakukan penyelamatan krusial di kandang Perugia yang memastikan Milan menggamit scudetto mereka di tahun 1999.
Abbiati memang kokoh di bawah mistar gawang, namun pertahanan Milan menjadi solid karena di depannya berdiri Thiago Silva. Di luar kiper, mantan bek Fluminense ini menjadi pemain yang paling banyak tampil untuk Milan dengan 31 kali turun ke lapangan. Selain itu ia juga menorehkan satu gol atas namanya ketika Milan melumat Lecce 4-0 Agustus silam.
Baru berusia 26 tahun namun Silva telah mencapai kematangannya berkat dukungan dari Alessandro Nesta, yang meski fisiknya tak lagi prima namun pengalamannya amat berharga untuk lini belakang Milan.
Selain Silva, pemain lini belakang Milan yang juga menuai pujian adalah Ignazio Abate. Berposisi awal sebagai seorang gelandang, ia diplot Allegri untuk memainkan peran sebagai bek kanan - posisi yang ia mainkan dengan sempurna. Tampil 27 kali sepanjang musim ini telah membuktikan kepercayaan Milan kepadanya.
Tak bisa dilupakan adalah performa gelandang yang beroperasi di depan tembok pertahanan. Gelandang veteran Gennaro Gattuso dan rekrutan baru Mark Van Bommel telah menjalankan tugas mereka dengan sempurna untuk meredam serangan lawan sebelum mencapai jantung pertahanan.
Dan Rossoneri musim ini pun membuktikan pepatah yang mengatakan 'Serangan bisa membuat Anda memenangkan pertandingan, namun pertahananlah yang membuat Anda menjuarai kompetisi'.Bola.net
0 komentar:
Posting Komentar